Anggitha
2PA14
11513025
1. Penyesuaian diri dan pertumbuhan :
A. Penyesuaian diri
Dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation),
padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri
dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang
pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi
dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas,
menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat
untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery),
yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam
cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan
frustrasitidakterjadi.
Masing-masing dafinisi penyesuaian diri ini akan dibahas dipostingan selanjutnya.
B. Pertumbuhan
Personal
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secara terus-menerus.
Proses Pertumbuhan Individu secara
fisik
Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami
pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun
terus berkembang.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam
variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik,
maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang
menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik
rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi
jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan
erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi
pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek
yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1.
Faktor biologis
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
2.
Faktor geografis
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3.
Faktor budaya
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak
kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah
komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan
pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
2. Setres:
A. Arti penting stres
Mekanisme Pertahanan Diri
Kita semua pernah mengalami
stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu jelek.Stress dalam tingkat yang
sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada ,
dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem syaraf juga memerlukan
rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi dengan
baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi tubuh terhadap
situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi , dan
lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa
cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai
suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”.
Stress berbeda dengan stresor . Stresor
adalah sesuatu yang menyebabkan stres.Stres itu sendiri adalah akibat dari
interaksi timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
B. Tipe-tipe stres
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe
stress psikologis yaitu:
a)
Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat
ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan
dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana
alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
b)
Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan
memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan.Bentuk konflik
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach
conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
c)
Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal
dari luar diri individu/
d)
Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi
individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman
yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C. symptom - reducing responses terhadap stres
Symptom Reducing Responses terhadap
Stress
1. pengertian symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan
terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress
tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Indentifikasi adalah suatu cara yang
digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya menjadi
kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut.
Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiliki
kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya, maka
mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh
kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang lain.
Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi
olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku seseorang yang gagal
mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut
dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya
berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya
karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib saat
melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
- Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme
sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan
pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
- Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku
dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri atau
melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah
daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun
ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam
diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita
mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam
pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara singkat mengalihkan koflik ke
alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat
menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
- Represi
Represi adalah konflik pikiran,
impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam
tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan
sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
- Supresi
Supresi yaitu menekan konflik impuls
yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal
yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata "Sebaiknya kita
tidak membicarakan hal itu lagi."
- Denial
Denial adalah mekanisme perilaku
penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita
diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
- Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku
seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari
pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia
menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang
menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi,
misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memilki keberanian
untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang
yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang
selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak
terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos
sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk pertahanan diri untuk
menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku
agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan
karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D. Pendekatan Problem Solving
terhadap Stress
Salah satu cara
dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh
mana yang terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya. Tekhnik ini
menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri
juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri.
Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah
dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).